Kamis, 19 September 2013

chapter 2 (Pertemuan kedua),, takdirkah?

Indonesia , jakarta ,  disaat matahari mulai menampakan wajahnya. Di dalam sebuah rumah kontrakan yang kecil, dimana Felix dan Dhanz tinggal disana.
Walau masih pagi , udara masih bersih sekali tapi orang orang yang tinggal di sana sudah mulai beraktifitas.

Penjual bubur ayam menyiapkan gerobak dagangannya sebelum berangkat, penjual sayur menyiapkan sayur yang akan di jual ,dan ada pula pekerja kantoran yang sudah rapi berjalan meninggalkan rumahnya untuk bekerja. Felix dan Dhanz pun terlihat sudah rapi dengan kemeja putih , celana hitam dan sepatu pantopel yang di kenakan mereka.

Mereka berdua ingin mencari lowongan pekerjaan,

"oi Dhanz,, kemana kita hari ini.. pastikan disana ada lowonganya "

"kita akan ke tanggerang , kudengar disana banyak menyediakan lowongan pekerjaan, berdoalah yang banyak"

(mencari pekerjaan , di negara sendiri saja sulit sekali..)

Gumam Felix dalam hati sambil menggigit roti di tangannya. mereka berdua berjalan sampai terminal bus,
mereka duduk di bangku halte, sekitar 10 menit bus yang ingin mereka tumpangi pun tiba. mereka naik bus itu lalu duduk dengan nyaman.

"hahahaha. untung loe bisa bangun pagi Dhanz,, jadi kita kebagian tempat duduk.."

"setau ku,, yang selalu kesiangan itu kan kamu sial"

Felix dan Dhanz mengobrol dan sedikit bersenda gurau, hingga tak terasa mereka sudah sampai tujuan..
mereka berdua berjalan menyusuri daerah tanggerang.
mata mereka selalu melihat - lihat pintu pintu masuk pabrik pabrik dan kantor kantor di daerah itu.
mereka berharap ada pamflet Lowongan pekerjaan tertempel disana.

Harapan mereka terkabul ketika melihat ada satu kantor yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Secepat kilat mereka langsung menemui satpam penjaga kantor tersebut ,
Nama kantor itu PT. Dharma indah, perusahaan tersebut bergerak di bidang expedisi pengantaran barang.
mereka sedang membuka lowongan pekerjaan untuk staf admin.

setelah berbincang bincang dengan satpam penjaga kantor itu lalu dia meminta ktp Felix dan Dhanz untuk di simpan, persyaratan untuk masuk kedalam.
Setelah menerima dua ktp pemuda ini Felix dan Dhanz , satpam penjaga menunjukan arah menuju ruan interview, Felix dan Dhanz mendengarkan dengan teliti.

setelah berjalan sebentar , mereka sampai di depan pintu ruangan yang bertuliskan "Ruang interview"
mereka berdua pun masuk. dan melihat ada banyak orang yang duduk di sofa ruangan tersebut.
pakaian mereka rapi sama seperti felix dan dhanz , tujuannya pun sama untuk melamar pekerjaan.

satu jam kemudian...

"Dhanz , ayo pulang ,, aku gak akan pernah ketempat ini lagi"

"kenapa kamu Felix?, gimana interviewnya,? gaji berapa?" tanya Dhanz penasaran

mereka berdua pun membuka pintu , dan berjalan keluar ruangan, Dhanz yang harusnya giliran interview, batal karena mengikuti Felix.

"kenapa  , koq kamu langsung ngajak pulang, giliran aku tuh tadi" tanya Dhanz pada felix dengan nada sedikit kecewa.

"percuma , kamu masuk interview juga gak akan di terima sama mereka.." jawab felix bernada kesal

"maksudnya?" dhanz keheranan...

"mereka sengaja gak lulusin testnya, lalu mereka menawarkan jasa training , kita harus membayar nanti akan di terima"
"ciih.. perusahaan macam itu,,"

"hahahaha , jadi itu sebabnya kau kesal, "
"baiklah , kita cari yang lain saja , besok,,"

"ok"

matahari mulai bergerak mencapai puncak, mereka berdua pun bergegas berjalan menuju terminal, mereka menyudahi pencarian mereka dan berniat untuk melanjutkannya besok.
di tengah perjalanan menuju terminal, mereka berdua mendengar suara teriakan minta tolong , mereka berdua mencari tahu asal teriakan itu.

akhirnya mereka mendapati , hasil suara teriakan itu berasal dari seorang wanita tua, tidak terlalu tua mungkin sekitar 40 tahun umurnya.
wanita itu teriak minta tolong karena dompetnya telah di copet, tapi apa daya wanita itu hanya bisa minta tolong dan melihat pencopetnya lari membawa dompetnya.

Felix mengamati kemana arah lari pencopet itu , ternyata dia berlari menuju temanya yang sudah menunggu duduk di atas motor, dan mengawasi dari tadi..
felix langsung berlari menuju teman pencopet yang menunggu di motor, tiba tiba langkah larinya menjadi hembusan angin..

beberapa saat kemudian..
Pencopet yang bertugas mencopet telah sampai di tempat temanya menunggu , dia langsung duduk, tapi ada yang aneh dengan sikap temanya , dia duduk menghadap ke arah depan bukan ke arah teman copetnya.

"ayo bro jalan.. abis kita kalo sampe ketangkep.." ucap pencopet itu dengan wajah panik, karena banyak masa yang mengejarnya.

"mau kemana kita bro,,?" temannya berbalik kebelakang

pencopet itu terkejut melihat orang yang duduk di depannya bukan temannya ,, melainkan felix

"siapa kau bocah ,, kemana temen saya " ucap pencopet itu sambil menikam felix dengan pisau yang di pegangya.. felix menangkap tangan pencopet itu dan turun dari motor, tangan pencopet itu masih di pegangnya dan diputar ke belakang punggung pencopet itu.
pencopet itu terkunci dan tidak bisa bergerak..

tidak lama kemudian masa yang mengejar pencopet itu berdatangan mereka sudah siap untuk menghajar pencopet itu, tapi felix menghalangi masa itu untuk menghajar pencopet itu.

"serahkan saja dia pada polisi , tidak perlu menghajarnya" ucap felix dengan tegas..

dari kerumunan masa itu keluar wanita tua,, wanita itu adalah pemilik dompet.

"terima kasih mas, sudah menolong saya.." wanita itu berterima kasih. pada felix..

Dhanz pun datang dari arah belakang felix , dengan membawa teman pencopet yang menunggu di motor tadi,  
dan dia terlihat tidak sadarkan diri.

"sebaiknya ibu menelpon polisi, untuk mengurus mereka,, " ucap Dhanz sambil menjatuhkan seseorang yang di bawanya ketanah.

felix mengembalikan dompet wanita itu , wanita itu menerima tasnya dan langsung mengambil hp, dan langsung menghubungi polisi.
dua pencopet itu di amankan dan dibawa ke pos untuk menunggu polisi datang.

"saya ada sedikit uang untuk beli rokok untuk mas berdua.. " wanita itu mengambil dua lembar uang seratus ribu dan memberikannya pada Felix dan Dhanz.

"terima kasih banyak bu.. tapi kami menolong ibu tidak mengharapkan imbalan"  Felix dan Dhanz menolak pemberian wanita itu secara halus.

"oh, saya mengerti , sekali lagi terima kasih ya."
"ngomong - ngomong kalian mau kemana , biar saya antar sebagai ucapan terima kasih.."

wanita itu menawarkan imbalan yang lain pada Felix dan Dhanz,

"kami berdua sedang mencari pekerjaan bu, terima kasih , ibu sudah menawarkan, kami tidak ingin merepotkan ibu"  felix menolak tawaran wanita itu secara halus.

"kami pergi dulu ya bu, permisi,," felix pamit pada wanita itu , seraya membalikan badannya untuk melanjutkan perjalanannya dengan Dhanz.

"oh kalo begitu, ini mas, saya berikan alamat jika mas sedang mencari pekerjaan," wanita itu memberhentikan langkah Felix dan Dhanz sambil memberikan kartu nama.

di kartu nama itu tertera tulisan , Susy Rianty , 20 thn , mall city centrall blok 10 lantai 2 , manager ofice

"ibu seorang manager, ?" tanya felix penasaran

"bukan mas,  itu kartu nama anak saya, anak saya bilang , di perusahaannya sedang membutuhkan tenaga kerja, kalo mas berminat silakan datang saja"

"terima kasih banyak bu.. saya akan segera ketempat anak ibu"   Felix dan Dhanz berterima kasih pada wanita itu sambil tersenyum. dan perlahan meninggalkannya.

beberapa jam kemudian.... ....


Felix dan Dhanz hendak pergi alamat yang tertera di kartu nama itu, dan ketika sampai...

"kayanya kita pernah kesini,, " ucap Felix..

"ya.. ya ya,, " Dhanz menanggapi ucapan Felix, sambil memikirkan sesuatu..
"ah ya,, ini kan restoran tempat insiden waktu itu.."

"wah ,, iya .. benar .. benar, "
"tapi apa iya,, disini masih membutuhkan tenaga keja?"

"kita coba saja dulu"

Felix menggerakan tangannya menuju gagang sebelah kiri pintu masuk restoran, dan tiba tiba secara bersamaan di gagang pintu sisi kanan , ada seseorang yang menggenggamnya...
Felix dan Dhanz menoleh ke arah seseorang itu...


"kamu,, " ternyata seseorang itu ialah Vicka..

"ah,, bodoh.. kita bertemu lagi.."

"aku tidak bodoh!!!!!!..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar