Sabtu, 21 September 2013

chapter 4 (evakuasi berhasil)

Malam , langit mulai menghitam , angin berhembus dan menyebarkan hawa dinginnya.. Terilahat di dalam sebuah gang kecil, sebuah bangunan tua yang sudah tidak terpakai , tetapi terdengar suara banyak orang disana.

Ternyata ,, didalam bangunan itu ada belasan orang berjubah hitam, bukan,, bahkan puluhan. Mereka sedang mengikatkan vicka di sebuah salib.

beberapa menit yang lalu..

ketika bus sudah mulai melaju.. vicka yang baru ingin melanjutkan perjalanan pulang, tiba tiba datang beberapa orang berjubah hitam dan mengepungnnya. salah satu dari mereka langsung menyekap mulut vicka dengan sapu tangan dan vicka langsung tidak sadarkan diri.

Felix melihat semua kejadian itu dan dia langsung turun dari bus , berlari mengikutin kemana orang orang berjubah hitam itu membawa vicka.

(saat ini..)

"ayo kita lakukan segera, janga memperlambat"

perintah dari salah satu orang berjubah itu kepada teman temannya 

mereka langsung melingkari vicka dan hanya yang memberi perintah saja yang berdiri tepat di hadapan vicka dan mengeluarkan sebuah pedang katana dari balik jubahnya, Dia mengangkat pedang ke atas menggunakan tangan kanannnya dan terlihat mulut nya sedang komat kamit membaca mantra

Beberapa menit kemudian pedang itu mengayun ke arah tubuh vicka , ketika pedang itu hampir mengenainnya ,, berhembus angin ke arah vicka dan vicka pun hilang .. Pedang hanya mengenai salib yang mengikatnya.

"kau ingin membunuhnya? jangan bermimpi.. selama aku masih hidup kau tak akan pernah bisa melakukannya" ucap Felix sambil menggendong vicka

"cihh.. siapa kau bocah, kau sudah ingin mati rupanya" gretakan orang yang ingin membunuh vicka

"coba saja jika kalian mampu" ucap Felix menantang

"serang bocah tengik ini" perintah orang yang ingin membunuh vicka kepada teman temannya.

mereka semua langsung mengeluarkan pedang katana dan langsung menyerbu Felix dengan buasnya, tetapi wajah Felix tetap tenang tidak takut sama sekali. Felix meletakan vicka di lantai , lalu dia mengambil ancang ancang untuk melawan pedang satu persatu ingin menyambar tubuhnya tapi tidak ada satupun pedang yang mengenai tubuhnya.

Felix terus menghindar tapi tetap menyerang pukulan demi pukulan mengenai orang orang berjubah hitam itu. Hanya dalam beberapa menit Felix berhasil menumbangka semua orang berjubah yang ingin menyerangnnya.
Dan kini hanya tersisa satu orang..yaitu orang berjubah hitam yang ingin membunuh vicka

"sss..ss..iapa kau bocah" 

Orang berjubah hitam yang tersisa itu terkejut , melihat kemampuan Felix

hembusan angin datang lagi melewati Felix da menuju arah orang berjubah itu , dan tiba tiba Felix berdiri tepat di hadapan orang berjubah itu. Lalu Felix memegang pundak orang berjubah itu , dan langsung menjatukan orang berjubah itu ke lantai.

Kepala orang berjubah itu membentur lantai dan langsung tidak sadarkan diri. Felix langsung menuju vicka, dia menggendongnnya dan berjalan menuju keluar gedung.

"sudah larut begini, apa masih ada kendaraaan , cihh,,... menyusahkan saja"

keluh Felix , seraya berjalan menggendong vicka menuju halte bus. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai, Felix langsung mendudukan Vicka di bangku halte , Felix mondar mandir , duduk berdiri menunggu bus , tapi sayang tak ada satupun bus yang melewati halte itu.

Hingg esok hari kemudian...

Vicka terbangun dari tidurnya dipangkuan Felix dan ia terkejut.

"Felixxxxxx!!!" teriak Vicka hingga membangunkan Felix

:"bodoh... bisa tidak kau kecilka suaramu sedikit"

"kenapa aku bisa disini., bersamamu semaleman lagi,, jangan jangan,... kau sudah ..?"

"aku bukan laki laki seperti itu,"
("rupanya dia tidak ingat yang terjadi kemarin malam") Felix bicara dalam hati

"apa yang kau lakukan padaku" tanya Vicka pada Felix dengan wajah penuh tanya.

"semalam kau tiba tiba jatuh pingsan, apa kau lupa" Felix menjelaskan kejadiannya pada Vicka tapi bukan kejadian sebenarnya..

Vicka sejenak berfikir mengingat kejadian semalam .. tapi yang dia ingat hanya sampai saat mulutnya di sekap dan membuat dia pingsan. Senyum kecil terpancar di bibirnya .

"kau kenapa senyum senyum sendiri, kau sakit?." tanya Felix keheranan yang melihat Vicka terdiam da tiba tiba tersenyum.

"aku tidak apa apa, , jika aku ternoda pasti kau yang melakukannya" ujar Vicka meledek Felix

"apa apaan itu,, aku tidak menyentuhmu sama sekali ,, B..O..D..O..H" Felix membalas ledekan Vicka

"aku tidak perduli,, dan lagi sudah mulai jam restoran buka, ayo kita berangkat"

Vicka dan Felix pun berdiri, bus yang ingin mereka naiki pun tiba , Felix naik duluan Vicka  menyusul di belakang.. ketika dia baru mengangkat kaki menaiki bus. dia melihat punggung Felix.

("terima kasih sudah menolongku, kamu sangat baik") Vicka berbicara dalam hati dan sambil tersenyum...

Kamis, 19 September 2013

chapter 3 (dia Vicka)

Restoran jepang "Ai no hana"  dalam sebuah ruang dapur restoran , terdapat Felix , Dhanz , vicka dan beberapa orang lainnya yang sedang menikmati makan siang mereka masing masing.

"aku tidak percaya , ibu susy bisa menerima kalian dengan mudahnya" vicka mengeluh pada Felix dan Dhanz dengan wajah kesalnya ,, tapi masih tetap terlihat imut

"sudah jelas kan,, karena kami ini jenius, tidak seperti kau.. b..o..d..o..h!!"  Felix menjawab keluhan vicka dengan sikapnya yang tetap santai.

"bisakah , kau berhenti memanggilku bodoh..!! , aku tidak bodoh. , aku masih tetap tidak percaya, pasti kalian pasti melakukan sesuatu yang mencurigakan , kepada ibu susy"

Felix dan Dhanz terdiam dan terbayang di pikiran mereka interview kemarin...

(bayangan masa lalu Felix dan Dhanz)

"permisi ,, kami kesini ingin melamar pekerjaan , saya dengar restoran ini sedang membutuhkan pegawai"

"baiklah ,, saya sudah tahu semua, saya dengar kalian sangat membutuhkan pekerjaan dan saya mendengar dari seorang ibu yang kalian tolong tadi , Saya sangat berterima kasih , karena ibu yang kalian tolong itu adalah ibu kandung saya , Dan mulai besok kalian bisa mulai bekerja disini , selamat bergabung"

(berganti kenyataan)

"kami tidak melakukan apa - apa ,, itu semua memang karena manager itu tau kemampuan otak kami,,yang jauh lebih pintar dari pada ,, " ucap Felix sambil menunjukan jarinya ke arah vicka.

"huhh.. aku tidak bodoh..!!"

"sudah Felix , Vicka ,, sudah waktunya bekerja ,," ucap Dhanz seraya berjalan menuju pintu keluar

suasana restoran makin sore makin ramai, pergi satu datang lagi satu seakan tidak ada habisnya. Felix dan Dhanz terlihat mondar mandir mengantarkan pesanan ke meja pemesan. Walau lelah mau tidak mau mereka harus tetap bekerja untuk membiayai kebutuhan mereka di Indonesia.

Tidak terasa sudah memasukin jam tutup restoran, restoran pun kini terlihat sepi .Ssemua karyawan membereskan restoran dan bersiap siap untuk tutup.

"sreeeek" Suara rolling door pintu depan restoran di tutup

"akhirnya kita bekerja juga " ucap Dhanz kepada felix

"ya, kita harus bersyukur"

mereka berdua berjalan , menuju pintu luar mall , ketika sudah di luar mall mereka berjalan lagi menuju halte bus. Dan di tengah perjalanan dia bertemu vicka.

"bodoh, pacarmu tidak menjemput?" tanya felix kepada vicka

"aku tidak punya pacar" jawab vicka

"oh ya. aku lupa,, laki laki mana yang mau dengan perempuan bodoh" felix menyela vicka

"sudah ku bilang aku tidak bodo!! , bisakah kamu berhenti memanggilku bodoh." jawab vicka kesal

Entah bagaimana ceritanya ,, sekarang Felix dan Dhanz jadi jalan bertiga dengan vicka menuju halte bus.
Setelah beberapa menit berjalan mereka bertiga akhirnya sampai di halte, da tidak lama setelah mereka bertiga sampai. bus yang ingin di naiki mereka tiba.

"kenapa kau naik bus ini, kau mengikuti ku ya bodoh" felix bertanya pada vicka

"yang harusnya mengatakan itu aku.. kamu kali yang ingin mengikutiku , jangan jangan kamu mau menculiku dan menjualku ya" jawab vicka pada felix

"kaya ada yang mau beli aja, kalo saya jual" felix meledek vicka sambil tertawa

"jelas banyak , mana ada yang mau nolak cewe seimut saya" vicka membela diri dan wajah felix berubah jadi cemberut.

dua jam berlalu...

"bang depan ya saya turun " teriak vicka untuk memberitahukan supir bis agar berhenti..

vicka pun turun "ah.. besok bertemu kamu lagi.. membosankan" ucap perpisahan vicka untu felix

"wanita menyebalkan" jawab felix sambil melihat vicka turun.

Dan ketika bus mulai berjalan . felix menoleh ke arah belakang bis .. dan ia terkejut karena melihat sesuatu..

apakah yang felix lihat...?

chapter 2 (Pertemuan kedua),, takdirkah?

Indonesia , jakarta ,  disaat matahari mulai menampakan wajahnya. Di dalam sebuah rumah kontrakan yang kecil, dimana Felix dan Dhanz tinggal disana.
Walau masih pagi , udara masih bersih sekali tapi orang orang yang tinggal di sana sudah mulai beraktifitas.

Penjual bubur ayam menyiapkan gerobak dagangannya sebelum berangkat, penjual sayur menyiapkan sayur yang akan di jual ,dan ada pula pekerja kantoran yang sudah rapi berjalan meninggalkan rumahnya untuk bekerja. Felix dan Dhanz pun terlihat sudah rapi dengan kemeja putih , celana hitam dan sepatu pantopel yang di kenakan mereka.

Mereka berdua ingin mencari lowongan pekerjaan,

"oi Dhanz,, kemana kita hari ini.. pastikan disana ada lowonganya "

"kita akan ke tanggerang , kudengar disana banyak menyediakan lowongan pekerjaan, berdoalah yang banyak"

(mencari pekerjaan , di negara sendiri saja sulit sekali..)

Gumam Felix dalam hati sambil menggigit roti di tangannya. mereka berdua berjalan sampai terminal bus,
mereka duduk di bangku halte, sekitar 10 menit bus yang ingin mereka tumpangi pun tiba. mereka naik bus itu lalu duduk dengan nyaman.

"hahahaha. untung loe bisa bangun pagi Dhanz,, jadi kita kebagian tempat duduk.."

"setau ku,, yang selalu kesiangan itu kan kamu sial"

Felix dan Dhanz mengobrol dan sedikit bersenda gurau, hingga tak terasa mereka sudah sampai tujuan..
mereka berdua berjalan menyusuri daerah tanggerang.
mata mereka selalu melihat - lihat pintu pintu masuk pabrik pabrik dan kantor kantor di daerah itu.
mereka berharap ada pamflet Lowongan pekerjaan tertempel disana.

Harapan mereka terkabul ketika melihat ada satu kantor yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Secepat kilat mereka langsung menemui satpam penjaga kantor tersebut ,
Nama kantor itu PT. Dharma indah, perusahaan tersebut bergerak di bidang expedisi pengantaran barang.
mereka sedang membuka lowongan pekerjaan untuk staf admin.

setelah berbincang bincang dengan satpam penjaga kantor itu lalu dia meminta ktp Felix dan Dhanz untuk di simpan, persyaratan untuk masuk kedalam.
Setelah menerima dua ktp pemuda ini Felix dan Dhanz , satpam penjaga menunjukan arah menuju ruan interview, Felix dan Dhanz mendengarkan dengan teliti.

setelah berjalan sebentar , mereka sampai di depan pintu ruangan yang bertuliskan "Ruang interview"
mereka berdua pun masuk. dan melihat ada banyak orang yang duduk di sofa ruangan tersebut.
pakaian mereka rapi sama seperti felix dan dhanz , tujuannya pun sama untuk melamar pekerjaan.

satu jam kemudian...

"Dhanz , ayo pulang ,, aku gak akan pernah ketempat ini lagi"

"kenapa kamu Felix?, gimana interviewnya,? gaji berapa?" tanya Dhanz penasaran

mereka berdua pun membuka pintu , dan berjalan keluar ruangan, Dhanz yang harusnya giliran interview, batal karena mengikuti Felix.

"kenapa  , koq kamu langsung ngajak pulang, giliran aku tuh tadi" tanya Dhanz pada felix dengan nada sedikit kecewa.

"percuma , kamu masuk interview juga gak akan di terima sama mereka.." jawab felix bernada kesal

"maksudnya?" dhanz keheranan...

"mereka sengaja gak lulusin testnya, lalu mereka menawarkan jasa training , kita harus membayar nanti akan di terima"
"ciih.. perusahaan macam itu,,"

"hahahaha , jadi itu sebabnya kau kesal, "
"baiklah , kita cari yang lain saja , besok,,"

"ok"

matahari mulai bergerak mencapai puncak, mereka berdua pun bergegas berjalan menuju terminal, mereka menyudahi pencarian mereka dan berniat untuk melanjutkannya besok.
di tengah perjalanan menuju terminal, mereka berdua mendengar suara teriakan minta tolong , mereka berdua mencari tahu asal teriakan itu.

akhirnya mereka mendapati , hasil suara teriakan itu berasal dari seorang wanita tua, tidak terlalu tua mungkin sekitar 40 tahun umurnya.
wanita itu teriak minta tolong karena dompetnya telah di copet, tapi apa daya wanita itu hanya bisa minta tolong dan melihat pencopetnya lari membawa dompetnya.

Felix mengamati kemana arah lari pencopet itu , ternyata dia berlari menuju temanya yang sudah menunggu duduk di atas motor, dan mengawasi dari tadi..
felix langsung berlari menuju teman pencopet yang menunggu di motor, tiba tiba langkah larinya menjadi hembusan angin..

beberapa saat kemudian..
Pencopet yang bertugas mencopet telah sampai di tempat temanya menunggu , dia langsung duduk, tapi ada yang aneh dengan sikap temanya , dia duduk menghadap ke arah depan bukan ke arah teman copetnya.

"ayo bro jalan.. abis kita kalo sampe ketangkep.." ucap pencopet itu dengan wajah panik, karena banyak masa yang mengejarnya.

"mau kemana kita bro,,?" temannya berbalik kebelakang

pencopet itu terkejut melihat orang yang duduk di depannya bukan temannya ,, melainkan felix

"siapa kau bocah ,, kemana temen saya " ucap pencopet itu sambil menikam felix dengan pisau yang di pegangya.. felix menangkap tangan pencopet itu dan turun dari motor, tangan pencopet itu masih di pegangnya dan diputar ke belakang punggung pencopet itu.
pencopet itu terkunci dan tidak bisa bergerak..

tidak lama kemudian masa yang mengejar pencopet itu berdatangan mereka sudah siap untuk menghajar pencopet itu, tapi felix menghalangi masa itu untuk menghajar pencopet itu.

"serahkan saja dia pada polisi , tidak perlu menghajarnya" ucap felix dengan tegas..

dari kerumunan masa itu keluar wanita tua,, wanita itu adalah pemilik dompet.

"terima kasih mas, sudah menolong saya.." wanita itu berterima kasih. pada felix..

Dhanz pun datang dari arah belakang felix , dengan membawa teman pencopet yang menunggu di motor tadi,  
dan dia terlihat tidak sadarkan diri.

"sebaiknya ibu menelpon polisi, untuk mengurus mereka,, " ucap Dhanz sambil menjatuhkan seseorang yang di bawanya ketanah.

felix mengembalikan dompet wanita itu , wanita itu menerima tasnya dan langsung mengambil hp, dan langsung menghubungi polisi.
dua pencopet itu di amankan dan dibawa ke pos untuk menunggu polisi datang.

"saya ada sedikit uang untuk beli rokok untuk mas berdua.. " wanita itu mengambil dua lembar uang seratus ribu dan memberikannya pada Felix dan Dhanz.

"terima kasih banyak bu.. tapi kami menolong ibu tidak mengharapkan imbalan"  Felix dan Dhanz menolak pemberian wanita itu secara halus.

"oh, saya mengerti , sekali lagi terima kasih ya."
"ngomong - ngomong kalian mau kemana , biar saya antar sebagai ucapan terima kasih.."

wanita itu menawarkan imbalan yang lain pada Felix dan Dhanz,

"kami berdua sedang mencari pekerjaan bu, terima kasih , ibu sudah menawarkan, kami tidak ingin merepotkan ibu"  felix menolak tawaran wanita itu secara halus.

"kami pergi dulu ya bu, permisi,," felix pamit pada wanita itu , seraya membalikan badannya untuk melanjutkan perjalanannya dengan Dhanz.

"oh kalo begitu, ini mas, saya berikan alamat jika mas sedang mencari pekerjaan," wanita itu memberhentikan langkah Felix dan Dhanz sambil memberikan kartu nama.

di kartu nama itu tertera tulisan , Susy Rianty , 20 thn , mall city centrall blok 10 lantai 2 , manager ofice

"ibu seorang manager, ?" tanya felix penasaran

"bukan mas,  itu kartu nama anak saya, anak saya bilang , di perusahaannya sedang membutuhkan tenaga kerja, kalo mas berminat silakan datang saja"

"terima kasih banyak bu.. saya akan segera ketempat anak ibu"   Felix dan Dhanz berterima kasih pada wanita itu sambil tersenyum. dan perlahan meninggalkannya.

beberapa jam kemudian.... ....


Felix dan Dhanz hendak pergi alamat yang tertera di kartu nama itu, dan ketika sampai...

"kayanya kita pernah kesini,, " ucap Felix..

"ya.. ya ya,, " Dhanz menanggapi ucapan Felix, sambil memikirkan sesuatu..
"ah ya,, ini kan restoran tempat insiden waktu itu.."

"wah ,, iya .. benar .. benar, "
"tapi apa iya,, disini masih membutuhkan tenaga keja?"

"kita coba saja dulu"

Felix menggerakan tangannya menuju gagang sebelah kiri pintu masuk restoran, dan tiba tiba secara bersamaan di gagang pintu sisi kanan , ada seseorang yang menggenggamnya...
Felix dan Dhanz menoleh ke arah seseorang itu...


"kamu,, " ternyata seseorang itu ialah Vicka..

"ah,, bodoh.. kita bertemu lagi.."

"aku tidak bodoh!!!!!!..."

chapter 1 (pertemuan tak terduga)


Didalam sebuah restoran jepang yang cukup besar , terlihat belasan orang sedang mengantri di tempat order , meja-meja pengunjung pun hampir penuh terisi. Dan salah satu pengunjung disana ada dua orang pemuda sedang menikmati makanan yang mereka pesan di restoran itu. Mereka mengisi tenaga setelah hampir seharian mencari lowongan pekerjaan , dua pemuda itu adalah Felix dan Dhanz

"Dhanz hari ini gak ada satupun yang kita dapat, tentang kelompok sesat itu dan lowongan pekerjaan untuk
 kita bertahan hidup di sini"

Felix membuka obrolan dengan Dhanz sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya

"kau sendiri yang bodoh , ada orang kaya yang ngangkat kau sebagai anak, tapi kau malah kabur dari
 mereka,"

"Membosankan tau , hidup mewah itu, bayangkan .. kerjaanku cuma belajar saja tiap hari"
"lagi juga kita kesini mencari informasi tentang kelompok sesat itu, aku gak akan pernah memaaafkan
 perbuatan mereka terhadap kakek"

Raut wajah Felix tiba tiba berubah, Dhanz terdiam membeku, mulutnya seperti dikunci ketika melihat wajah keseriusan Felix.

Dari arah pintu masuk restoran , terlihat 10 orang dengan postur badan yang tinggi besar, berwajah seram berkacamata hitam memasuki restoran, mereka semua mengenakan jubah hitam.
Mereka semua masuk restoran dan menuju tempat order makanan di restoran itu.

"Serahkan perempuan ini"

teriak salah satu dari mereka, bertanya dengan suara yang keras menakutkan , sambil menunjukan foto di tangannya. semua karyawan restoran yang berada di tempat itu hanya terdiam tidak berani menjawab pertanyaannya.
Foto yang di tunjukan terlihat gambar seorang wanita yang anggun dan cantik , dengan senyum di wajahnya yang terlihat jelas sekali.

"ada perlu apa ya bapak mencari vicka?"

Seorang wanita muda yang cantik keluar dari ruangan manager menjawab pertanyaan orang berjubah hitam itu. Dia adalah seorang manager restoran , di dadanya tertempel papan nama bertuliskan Susy Rianti  .
Ternyata perempuan yang ada difoto itu bernama vicka , dan vicka juga adalah seorang karyawan restoran tersebut,

"Jangan banyak tanya , cepat beritahu dimana gadis ini, atau ku bunuh kalian semua"

Semakin sangar saja ucapan dari orang berjaket  hitam itu , membuat semua karyawan restoran itu merinding.

"vicka sedang tidak ada jam kerja sekarang , mungkin bapak bisa datang lain kali.."

Susy , manager restoran itu mencoba tetap tenang menghadapi pemimpin kelompok berjas hitam , walau di hatinya ada rasa bergetar.

"Jangan membodohi saya , cepat beritahu dimana dia"

sambil mematahkan meja di depannya.. orang berjubah hitam itu menggretak susy,
Di depan restoran , kini sudah banyak berkumpul orang orang yang menonton , mereka terpancing karena mendengar  suara gaduh dari meja yang di patahkan.

suasana makin memanas , udara disekitar pun seakan ikut memanas. Semua pengunjung bangun dari tempat duduknya untuk melihat.Tapi lain dengan Felix , Dhanz mereka terlihat tetap tenang dan menikmati makanan mereka..

Dari arah tempat order makanan salah seorang dari 10 orang berjaket hitam memisahkan dirinya , menghampiri ruang makan tempat pengunjung restoran.

"hyaaa.."

teriak orang berjaket hitam itu sambil mengangkat meja dengan kedua tangannya yang besar, lalu membantingnya

Felix , Dhanz tetap diam , menikmati makanan mereka sambil berbincang.

"Felix , perhatikan orang itu, apa yang mereka cari disini, "

"mungkin mereka ingin merampok, biarkanlah mereka berkarya ,, hahahaha"

"sial kau , ,aku serius nih felix , gak apa apa biarin mereka ?"

"sabar dan lihat saja dulu"

Berganti lokasi..
Dari arah pintu masuk terlihat seorang wanita berlari kearah tempat order. dia adalah vicka ,

"Ibu susy , ada apa ini bu."

"vicka''

susy yang melihat vicka datang terkejut. matanya berkedip kedip mengisyaratkan untuk memberitahu vicka untuk segera pergi dari restoran tapi sayang vicka tidak mengerti.
pemimpin kelompok berjas hitam tersenyum melihat kedatangan vicka..

"hahaha , tak perlu kita cari dia datang sendiri,, "
"cepat tangkap dia".. teriakan orang berjubah hitam yang dari tadi berbicara dengan susy, memerintahkan orang orang berjubah hitam di belakangnnya.

semua orang berjubah hitam yang tersisa disana bergerak cepat kearah vicka dan langsung memegang tanganya dan memaksa untuk ikut mereka.
vicka berusaha keras menolak , tapi apa daya tenaganya tak sebanding dengan orang orang berjubah itu,

vicka di seret keluar restoran , tapi dia terus meronta dan berteriak minta tolong, teriakannya sangat kencang dan terdengar semua pengunjung restoran.

beberapa keamanan datang dan menghalangi langkah kelompok itu, tapi sayang mereka jatuh hanya dengan satu pukulan.

Vicka tak berhenti berteriak minta tolong. dari arah belakang orang orang berjubah itu berjalan. Felix dan Dhanz sudah berdiri dengan tegak.

Dhanz melemparkan seseorang ke lantai, seseorang itu adalah adalah salah satu dari kelompok berjubah hitam yang memporak porandakan meja di restoran tadi, dan dia sudah terlihat pingsan.

"perempuan bodoh, suaramu merusak telingaku"

Vicka terdiam dan sedikit kesal di panggil bodoh oleh Felix. kelompok orang orang berjubaht hitam itu marah , karena temannya di buat pingsan oleh Dhanz.

"siapa kalian, bocah gak usah ikut campur, atau kalian berdua mau mati.."

salah seorang dari kelompok itu mengancam felix dan dhanz.

"kau tidak malu ya... ha?, beramai ramai mengancam dua orang bocah , dan membawa seorang perempuan bodoh "

felix mencela kelompok itu dengan santai, tak terlihat sedikitpun rasa takut di wajahnya.

"kalian ingin mati rupanya,, "
"habisi dua bocah tengik ini"

salah satu dari mereka menyuruh teman temanya untuk menghabisi Felix dan Dhanz, ternyata orang itu adalah pemimpin kelompok mereka. Dhanz mundur kebelakang dan bersandar di tembok pintu masuk restoran, semua bawahan kelompok berjubah hitam itu mengeluarkan pisau dan maju kearah felix, sedangkan pemimpin mereka memegangi vicka.

Felix terdiam sejenak , lalu tersenyum.orang orang di sekitarnya hanya melihat dengan wajah ketakutan. Felix melompat kearah orang orang berjubah yang ingin menyerangnnya, dan lompatannya itu berubah seketika menjadi hembusan angin.

Hembusan angin itu melewati satu persatu orang orang berjubah hitam itu , setelah dilewati hembusan angin itu , mereka langsung jatuh terkapar di lantai satu persatu.
hingga Felix sendiri yang berdiri , di hadapan pemimpin kelompok dan Vicka.

"hoam,,  membosankan sekali , cuma gede badan saja ya?"

pemimpin kelompok berjubah itu tercengak melihat kemampuan Felix, tubuhnya gemetar , dia berfikir Felix itu bukan pemuda biasa..

"siapa kau sebenarnya, apa yang kau lakukan pada bawahan ku,"

dengan wajah penuh ketakutan , tangannya yang memegang vicka pun di lepaskan, vicka berlari menjauh dan menuju restoran. felix terseyum menatap pemimpin kelompok itu.

"katanya , tadi ingin membunuh saya, cuma bicara saja ya,"
"hmm.. tenang saja aku tidak membunuh teman temanmu, mereka hanya tidur sebentar, apa kau mau ikut tidur juga??"

wajah pemimpin kelompok itu semakin ketakutan, setelah mendengar ucapan Felix..

"akan ku balas ,, kau nanti bocah tengik"

pemimpin itu pun mengambil langkah seribu, menjauhi Felix. dan Felix melambaikan tangan padanya..

"aku tunggu loh .. balasannya.."

beberapa orang polisi pun tiba di lokasi ,dan menangkap 9 orang berjubah itu.
manager restoran itu pun di bawa oleh polisi untuk di mintai keterangan, para karyawan bergotong royong membereskan restoran.

felix dan dhanz pun berjalan pergi dari restoran , tiba tiba. terdegar suara teriakan perempuan dari arah belakang mereka berjalan..

"terima kasih!! , terima kasih sudah menolong.."

vicka berteriak , teriakannya menghentikan langkah felix dan dhanz , felix hanya tersenyum..

"apa harus berteriak mengucapkan terima kasih?,, teriakanmu itu nyakitin telinga saya bodoh!!"

"aku tidak bodoh,,!!"
"sekali lagi terima kasih,,"

felix dan dhanz pun berlalu, vicka hanya melihat dari belakang dan semakin lama felix dan dhanz menghilang dari pandangannya...

Pengenalan tokoh utama

Felix dahana : salah satu dari anak yatim piatu, tapi sekarang dia telah di angkat oleh bangsawan inggris yang sangat kaya karena menyelamatkan isteri bangsawan itu, dia di jadikan penerus keluarga, dia kabur dari rumah , dengan alasan membosankan, karena hanya belajar saja kerjanya.dia menyukai seorang gadis yang sering dia panggil bodoh tapi dia malu menunjukan rasa sukanya, navicka nama gadis itu .
Umur 20 tahun , tinggi 178 cm , berat 76 kg , kulit putih , dari tingkat ketampanan (sedang) , sedikit menyakitkan ucapannya ,tapi sangat baik hatinya.

Dhanz gunturiawan : umur 20 tahun , tinggi 176cm , berat 68 kg , kulit putih , dari tingkat ketampanan (sedang) tidak membosankan ,tidak terlalu suka berbicara dengan perempuan , diucapannya tidak mempercayai cinta , tapi sebenarnya diantara temannya dialah yang paling percaya dengan cinta.

Mustofa sagara : umur 20 tahun , tinggi 174cm , berat 65 kg , kulit sawo matang , tingkat ketampanan (sedang) dia adalah yang terjenius di antara teman temannya , tapi susah sekali mendapatkan wanita idamannya.

Rajali sadewa : umur 20 tahun , tinggi 179cm , berat 75kg , kulit sawo matang , tingkat ketampanan (sedang) , selalu mencintai wanita yang pertama kali ditemuinya , tapi sayang tidak ada yang pernah mau dengan dia , tapi suatu saat dia akan menemukan cinta sejatinya.

Denis setiawan : umur 20 tahun , tinggi 180cm , berat 76kg , kulit putih , paling tampan diantara empat sahabatnya , suka sekali berjudi , dan tidak pernah kalah, cerdas, dia mampu memprediksikan masa depan,
walau suka berjudi , tapi dia selalu menyumbangkan hasil judinya untuk yang orang orang miskin.

Navicka: umur 19 tahun , tinggi 168cm , berat 59kg , kulit putih , sangat cantik dan anggun , dia adalah satu satunya perempuan yang bisa mencuri hati felix , sifatnya sedikit ceroboh , mempunyai otak yang pintar.
dia membenci felix karena selalu memanggilnya bodoh, tapi didalam hatinya dia sangat mencintai felix.

Sipnosis cerita

Felix Hemilton , Dhanz Gunturiawan , Mustofa Sagara , Rajali Sadewa , Denis Setiawan lima anak yatim piatu yang dirawat dan di didik oleh seorang kakek tua yang hidup sendiri. Sang kakek memberikan pendidikan formal dan mengajarkan ilmu kebhatinan pada lima anak anak yatim piatu yang di rawatnya.
Mereka berenam hidup bahagia bersama selama 11 tahun. Kebahagian mereka hancur saat sang kakek meninggal dunia dibunuh oleh kelompok sesat yang mengincar kekayaan dunia dengan menggunakan tumbal nyawa manusia.Bagaimana mereka menghadapi masalah ini?? , akankah mereka membalaskan dendam meninggalnya sang kakek??